ISU ETIKA
SIGNIFIKAN DALAM DUNIA BISNIS DAN PROFESI & CONTOH KASUS
1
Persaingan di dunia bisnis yang semakin
berkembang, menuntut perusahaan untuk terus mengikuti perkembangan zaman dan
tuntutan lingkungan. Perusahaan yang senantiasa meningkatkan daya saingnya,
dalam pertumbuhannya terus maju dan berorientasi ke masa depan merupakan
perusahaan yang sukses, bukan hanya dari segi intern yang mampu menghasilkan
laba, dan mensejahterakan karyawannya, tetapi juga sukses dari segi ekstern
yaitu mampu memberdayakan dan memberikan kontribusi untuk masyarakat umum. Perusahaan
yang melaksanakan tanggung jawabnya sebagai perusahaan yang sukses berarti
memiliki kepedulian yang besar kepada pihak-pihak yang memberikan kontribusi
terhadap keberlangsungan usaha perusahaan. Pihak intern merupakan pihak-pihak
yang berhubungan langsung dalam kegiatan operasional dan pengambilan keputusan
perusahaan. Karenanya suatu perusahaan haruslah menjaga hubungan baik dengan
pihak tersebut. Tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya sampai pada pihak
intern saja, perusahaan juga bertanggung jawab pada pihak ekstern terutama
masyarkat umum. Keberadaan perusahaan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi masyarakat dan perekonomian suatu Negara dalam
bentuk membuka lapangan kerja, menghasilkan pendapatan untuk Negara melalui
pajak dan memberikan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun
kelangsungan hidup suatu perusahaan tidak terlepas dari peran masyarakat
sekitar yang turut memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi perusahaan
dalam bentuk penyediaan faktor-faktor produksi guna menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Ketatnya persaingan bisnis antar perusahaan, dan dengan
alasan efisiensi, sering kali perusahaan mengabaikan hal-hal yang menyangkut
kerusakan lingkungan, kesejahteraan karyawan dan masyarakat sekitar, serta
kepedulian sosial lainnya. Perubahan
perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi
dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak
jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang
berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah
demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah
menjadi binatang ekonomi.Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis
tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin
meningkat.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnisyang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubunganyang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukumyang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang. Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutanyang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.
2
Pengertian
Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang
berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam
artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
2.1
BENTURAN KEPENTINGAN Benturan
kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan ekonomis perusahaan dengan
kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama
perusahaan Perusahaan menerapkan kebijakan bahwa personilnya harus menghindari
investasi, asosiasi atau hubungan lain yang akan mengganggu, atau terlihat
dapat mengganggu, dengan penilaian baik mereka berkenaan dengan kepentingan
terbaik perusahaan. Sebuah situasi konflik dapat timbul manakala personil
mengambil tindakan atau memiliki kepentinganyang dapat menimbulkan kesulitan
bagi mereka untuk melaksanakan pekerjaannya secara obyektif dan efektif. Benturan kepentingan juga muncul
manakala seorang karyawan, petugas atau direktur, atau seorang anggota dari
keluarganya, menerima tunjangan pribadi yang tidak layak sebagai akibat dari
kedudukannya dalam perusahaan.
8
Kategori situasi benturan kepentingan (conflict of
interest) tertentu, sebagai berikut:
1. Segala
konsultasi atau hubungan lain yang signifikan dengan atau berkeinginan
mengambil andil di dalam aktivitas pemasok, pelanggan atau
pesaing (competitor).
Contoh: Seorang
karyawan disebuah perusahaan memeliki usaha dibidang penyedian bahan baku, dan
kemudian karyawan tersebut berusaha menggantikan aktifitas pemasok lain dengan
memasukkan pasokan bahan baku dari usaha yang dia miliki tersebut ke perusahaan
tempat dia bekerja.
2. Segala
kepentingan pribadi yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan.
Contoh:
Ketika
seorang karyawan mendapatkan tugas keluar kota dari perusahaan tempat dia
berkerja dia memanfaatkan sebagian dari waktu tersebut untuk sekalian berlibur
dengan anggota keluarganya.
3. Segala
hubungan bisnis atas nama perusahaan dengan personal yang masih ada hubungan
keluarga (family) atau dengan perusahaan yang dikontrol oleh personal tersebut.
Contoh:
Seorang karyawan di suatu perusahaan memasukkan anggota keluarganya untuk dapat
menempati suatu posisi di perusahaan tersebut tanpa harus melewati tahapan
recruitment seperti para pencari kerja lainnya.
4. Segala
posisi dimana karyawan dan pimpinan perusahaan mempunyai pengaruh atau control
terhadap evaluasi hasil pekerjaan atau kompensasi dari personal yang masih ada
hubungan keluarga. Contoh : Seorang manajer memberikan evaluasi hasil
kerja yang baik terhadap anggota keluarganya yang bekerja di perusahaan itu
juga, padahal kinerja dari anggota keluarganya itu tidak sesuai dengan hasil
laporan yang dilaporkan oleh manajer tersebut.
5. Segala
penggunaan pribadi maupun berbagai atas informasi rahasia perusahaan demi suatu
keuntungan pribadi, seperti anjuran untuk membeli atau menjual barang milik
perusahaan atau produk, yang didasarkan atas informasi rahasia tersebut.
Contoh: Seorang
karyawan disuatu perusahaan memberikan atau membocorkan rahasia perusahaan
kepada temannya yang berkerja disuatu perusahaan yang bergerak dibidang usaha
yang sama.
6. Segala
penjualan pada atau pembelian dari perusahaan yang menguntungkan pribadi
Contoh
: Perusahaan membeli kendaraan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan,
tetapi salah satu karyawan diperusahaan tersebut menggunakan kendaraan tersebut
untuk berekreasi ke suatu tempat.
7. Segala
penerimaan dari keuntungan, dari seseorang / organisasi / pihak ketiga yang
berhubungan dengan perusahaan
Contoh
: Perusahaan menjual salah satu asetnya kepada perusahaan lain dengan harga
yang telah dimanipulasi sehingga perusahaan memperoleh keuntungan yang besar.